Surat Yang Menceritakan Tentang Kitab Taurat

Surat Menceritakan Tentang Kitab Taurat
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada ’Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. (Al Baqarah)
Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,” padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. (Al Baqarah)
Bahkan untuk Taurat, Al-Qur’an malah menyatakannya secara lebih terang-terangan, bahwa Taurat tersebut diturunkan Allah benar-benar berbentuk ‘lembaran-lembaran kepingan dari batu atau kayu’ disebut dengan ‘luh’
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu;
Al-Qur’an mewajibkan pemeluk Islam mengimani Taurat, Injil dan Al-Qur’an sendiri, dalam beberapa ayat, Allah mensejajarkan ketiganya secara setara. Al-Qur’an ternyata membenarkan apa yang ada dalam Injil dan Taurat, bahkan janji-janji Allah tercantum dalam ketiganya.
Kitab Injil
Satu lagi ayat indah dalam Al-Quran yang membuktikan bahwa Injil adalah benar firman Allah. Kesimpulan: Injil wajib diperhatikan oleh, bukan orang Kristen saja, tetapi juga umat Muslim.Dalam Injil Ada KebenaranBila dalam Injil tidak ada kebenaran, jelas Al-Quran tidak akan memerintahkan agar pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang terdapat dalam Injil.Dalam Injil ada pedoman kebenaran.  Akibatnya Al-Quran memerintahkan agar Muhammad bertanya kepada pembaca Injil atas wahyu yang diterimanya. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu...” (Qs 10:94)
Injil Pedoman KepercayaanAl-Quran berkata, siapa yang tidak memutuskan perkara menurut firman Allah yang terdapat dalam Injil, mereka adalah orang-orang fasik (Qs 5:47). Al-Quran juga memerintahkan Muhammad untuk memastikan wahyu yang diterimanya kepada orang yang membaca Injil (Qs 10:94).
Kedua ayat di atas secara langsung telah menjelaskan bahwa isi Injil wajib untuk dikuasai oleh setiap umat beragama, termasuk umat Muslim dan Kristen. Tujuannya, agar mereka tidak termasuk bagian dari orang fasik.
Mengungkap Kebenaran InjilInjil adalah 'kabar baik'.  Injil yang dibawa Isa Al-Masih adalah berita kasih Allah.  Berita ini dikhususkan untuk manusia yang telah berdosa dan terpisah dari Allah. Allah adalah Allah yang adil.  Setiap orang yang berdosa harus dihukum, sebab upah dosa adalah maut.
Tetapi Allah yang adil itu juga Maha Kasih. Dia tidak ingin manusia ciptaan-Nya mati binasa akibat dosa yang mereka derita. Untuk itulah, Allah mengutus Firman-Nya dalam diri Isa Al-Masih ke dunia.  Sebagai tebusan Allah, orang yang percaya kepada Isa Al-Masih tidak binasa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan {qluetip title=[Anak-Nya]}Kata kiasan untuk Kalimat Allah, Isa Al-Masih{/qluetip}yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Kalimat/Firman Allah, yaitu Isa Al-Masih, datang ke dunia untuk memerdekakan setiap orang yang hidup dalam kegelapan dan ikatan belenggu dosa. “. . . kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32).
Demikianlah Al-Quran memberi penilaian terhadap Injil. Dalam Injil ada petunjuk, bukan hanya dapat digunakan untuk memutuskan sebuah perkara, tetapi juga untuk memastikan wahyu yang diterima oleh Muhammad.
"Katakan (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" (Surah-Al Baqarah 2:136)
Seorang muslim wajib mengimani bahwa taurat dan injil telah dihapus dengan Al Qur’anul Karim. Perlu diketahui bahwa Taurat dan injil telah mengalami penyelewengan, penggantian, penambahan dan pengurangan sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim. Di antaranya kita dapat melihat pada ayat,

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat).” (QS. Al Maidah: 13)

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 79)

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. ” (QS. Ali Imron: 78)

Oleh karena itu, setiap ajaran yang benar yang ada dalam kitab-kitab sebelum Al Qur’an, ajaran Islam sudah menghapusnya (menaskh-nya). Selain ajaran yang benar tersebut berarti telah mengalami penyelewengan dan penggantian. Ada riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah ketika Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu melihat-lihat lembaran taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا بْنَ الخَطَّابِ؟ أَلَمْ آتِ بِهَا بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ؟! لَوْ كَانَ أَخِيْ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسَعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي رواه أحمد والدارمي وغيرهما.

“Apakah dalam hatimu ada keraguan, wahai Ibnul Khottob? Apakah dalam taurat (kitab Nabi Musa, pen) terdapat ajaran yang masih putih bersih?! (Ketahuilah), seandainya saudaraku Musa hidup, beliau tetap harus mengikuti (ajaran)ku.” (HR. Ahmad 3: 387, Ad Darimi dalam Al Muqoddimah, 1:115-116, Al Bazzar dalam Kasyful Astar 1: 78-79 no. 124, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah 1: 27 no. 50, Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, Bab Menelaah Kitab Ahli Kitab dan Riwayat dari Mereka 1: 24)
Kitab Zabur
Kitab Mazmur/Zabur dan Daud telah banyak disebut-sebut oleh Muhammad baik dalam Quran maupun terlebih dalam Hadist. Muhammad tampaknya amat familiar terhadap Daud dan kitabnya Zabur. Namun Mazmur adalah kitab puji-pujian puitis kepada sang ilahi, yang berbeda samasekali dengan Taurat. Apakah Muhammad (dan Muslim kebanyakan) sungguh paham  tentang wahyu Zabur, tentang isi dan pesan Tuhan kepada Daud dan kaumnya Israel 2000-an tahun sebelum Muhammad? Tahukah mereka bahwa kitab Mazmur justru utamanya berisikan renungan, puji-pujian dan pengagungan kepada Tuhan? Tahukah Muslim bahwa Mazmur itu paling panjang diantara semua kitab-kitab dalam Alkitab?
Dalam banyak perbincangan dengan teman-teman Muslim tentang Zabur, kita harus berkata jujur bahwa raktis tak ada Muslim yang tahu apa isi Zabur sejatinya! Walau Zabur itu termasuk bagian dari wahyu Allah Islam, namun tampaknya tak ada Muslim yang mau ambil pusing tentang keberadaan dan isinya yang sesungguhnya sangat kaya itu. Yaitu dengan 150 pasal dan 2248 ayat, atau lebih dari 1/3  jumlah ayat-ayat dalam Quran! Sedikitnya, tahukah Muhammad dan Muslim apa pesan Kitab Mazmur yang paling esensial dan universal?
 MISTERI ZABUR DAUD DALAM MISTERI AL-QURAN
Segera timbul masalah yang membingungkan Muslim: APA ITU ZABUR?
Kita ulangi lagi Catatan Kaki [973] dari Depag untuk ayat 21:105:
[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah kitab Taurat.

Muhammad hanya “membenarkan” Zabur, tapi itu dilemparkan dalam ruang kosong. Apa yang dibenarkan tidak di spesifikasikan demi otentisitas dari pembenarannya . Apa keseluruhan 2248 ayat yang dibenarkan –atau paling sedikitnya– apa yang khususnya dibenarkan dalam Zabur untuk diimani Muslim? Syariat apa, hikmat, pesan dan ajaran apa persisnya? Dan ini berakhir dengan perbenturan dalam QS.3:184, antara istilah “lembaran Zabur yang nyata” dengan “Kitab penjelasan sempurna” (lihat catatan kaki Depag) yang semakin mengacaukan pengertian Zabur dengan Alkitab,
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur[256] dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna”[257].
[256]. Zabur ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
[257]. Yakni: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syari’at seperti Taurat, Injil dan Zabur.

Misteri berlanjut dengan keanehan luar biasa disini, bahwa tidak ditemukan sama sekali di dalam Al-Qur’an dimana Zabur disebutkan secara bersamaan dengan Taurat dan Injil! Ketiga kitab Israel ini tak pernah disebutkan dalam ayat atau surat yang sama! Untuk menemukan ketiganya disebutkan bersama anda harus mencarinya di Hadist. Tidakkah itu merisaukan, dilihat dari sudut kesatuan dan kesempurnaan Firman Allah?
Pertanyaan untuk setiap kita: kenapa Allah dari mulutNya tidak pernah menyebutkan ZABUR bersamaan/serangkaian  dengan Taurat dan Injil? Melainkan hanya dari mulut Muhammad saja? Bukankah mulut Allah (lewat wahyu Quran) yang seharusnya menyaksikankesatuan dari ketiga Kitab Suci orang Israel dalam satu rangkai? Kalau begitu, bagaimana posisi sebenarnya dari Kitab Zabur dalam Lauh Mahfudz disisi Allah (bukan disisi Muhammad)?
Soal posisi di Lauh Mahfudz, Quran menjawab misteri ini secara lebih misterius lagi!
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh” 
 (QS.21:105).
Perhatikan bahwa disini ada semacam urutan kronologi yang Allah tulis sendiri dalam Kitab-kitabNya: “telah Kami tulis didalam Zabursesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh”. Padahal Lauh Mahfuzh adalah tempat  alam-baka dimana Allah menempatkan semua FirmanNya yang qadim dari kekal kekekal, tanpa adanya titik awal dan titik urutan.Dengan perkataan lain,  dalam dimensi kekekalan di Sorga – bukan dibumi– tak akan ada titik keberadaan Kitab yang satu mendahului yang lainnya.
APA ISI ZABUR ISLAM?
Dibandingkan dengan Kitab Mazmur Daud diabad ke-10 SM, ayat-ayat  Zabur-Islam yang “diturunkan-ulang” kepada Muhammad diabad ke-7  menyodorkan total ketidak-serasian yang satu terhadap lainnya. Kita menyaksikan berikut ini sedikitnya 6 segi pokok dimana Zabur Islam telah mendongengkan wahyu Allah tanpa konteks, tanpa urutan, distortif, antagonis, dan tanpa tujuan keilahian.
Pertama, berisikan dongeng-dongeng
Kita kutibkan beberapa saja dongeng tentang burung-burung dan gunung-gunung yang bertasbih berulang-ulang bersama Daud. Allah melunakkan besi untuk Daud. Jin-jin bekerja dibawah Sulaiman. Daud dan anaknya (Sulaiman) saling rebut memutuskan perkara kambing yang merusak taman  dll (Surat 34:10-12, dan 21: 79-80), sbb:
34:10. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud“, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
  1. (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
  2. Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. 21:78. Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
79. maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)[966]; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.
[966]. Menurut riwayat Ibnu Abbas terdapat keputusan Daud yang berbeda dg Sulaiman tentang hukuman bagi pemilik sekelompok kambing yang telah merusak tanaman orang di waktu malam.. Putusan Nabi Sulaiman a.s. ini adalah keputusan yang tepat.
  1. Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Demikianlah Allah antara lain telah melunakkan besi bagi Daud dan Allah mengajarnya untuk membuat anyaman baju besi agar terjaga dalam peperangan.
Kedua, Allah memberi Daud  karunia melunakkan besi untuk berperang?
Untuk menganyam baju besi, dan dipakai dalam medan perang? Justru terbalik! Bandingkan dengan kisah asli Daud yang berlaga dengan Goliat (Jalut) sengaja dengan menyingkirkan semua pakaian dan alat-alat besi (1Samuel ps.17). Baju besi, topi tembaga dan pedang yang ditawarkan raja Saul kepadanya itu justru ditolak oleh Daud karena badannya asing bagi benda-benda logam tersebut. (17:38, 39). Daud maju berperang tanpa baju perang melainkan hanya membawa tongkat, umban dan 5 batu!
Sambil maju, Daud berkata kepada musuhnya orang Filistin itu:
“Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam”(ayat 45).
Alangkah bisa terbaliknya wahyu Mazmur Daud menjadi Zabur Islam?
Ketiga, tidak ada puji-pujian tertinggi, lagu dan tarian,
Puji-pujian sebagaimana yang sejatinya, seaslinya Mazmur Daud maksudkan, itulah inti wahyu Tuhan kepada Daud, agar segala yang bernafas memuji YAHWEH:
“Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus.
 Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.
Sebab hal itu adalah suatu ketetapan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub”.
“Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan
seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap
yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
(Mazmur 81:3-5; 150:3-6)
Sebaliknya Zabur Islam ditampilkan tanpa tema dan manfaat, kecuali tanpa nyanyian puji-pujian, lagu, alat musik, tari-tarian, yang memang dilarang keras oleh Muhammad (HR Bukhari, Ibn Majah no.4020) dengan berkata:
“Sekelompok dari umatku benar-benar akan minum khamr, dan mereka akan menamakan khamr dengan nama lain. Diatas kepala mereka akan di mainkan alat-alat music dan penyanyi2 wanita. Allah akan membenamkan mereka kedalam bumi/tanah, dan menjadikan lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi.”
ayat ke 85-86

وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (85) وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُوا مِنْ دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ (86)

Artinya:
Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak puIa mereka diberi tangguh. (16: 85)

Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta". (16: 86)
  
Ayat tersebut menjelaskan kondisi orang-orang musyrik dan zalim di Hari Kiamat. Tidak ada keringanan azab bagi mereka. Disebutkan, segala alasan untuk kemusyrikan dan kekafiran mereka sama sekali tidak dapat diterima. Bahkan, berhala-berhala yang menyebabkan orang-orang musyrik terjebak dalam kesyirikan, di hari kiamat menyatakan lepas tangan dari mereka. Berhala-berhala tersebut kepada mereka mengatakan, “Kalian berbohong menyebut kami sebagai alasan penyebab kesyirikan. Tetapi sikap keras kepala dan hawa nafsu kalianlah yang menyebabkan berpaling dari ajaran Rasulullah saaw dan mengikuti kami. Pada dasarnya, kalian menyembah hawa nafsu kalian bukan menyembah kami.”

Berdasarkan riwayat, kondisi-kondisi di hari kiamat beraneka ragam. Ada yang mulutnya ditutup dan seluruh anggota tubuhnya bersaksi terhadap perbuatannya selama di dunia. Ada kondisi yang mempersilahkan seseorang untuk berbicara, namun segala upayanya untuk memohon ampunan, tidak dapat diterima. Ada yang menyalahkan setan dan menudingnya sebagai penyebab melakukan perbuatan dosa. Namun setan berkata, “Saya tidak memaksa kalian untuk berbuat dosa. Saya hanya sekedar membuat kalian was-was.” 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Kezaliman dan kekufuran manusia adalah penyebab azab Ilahi. Allah Swt tidak mengazab seseorang tanpa alasan.
2. Berhala-berhala bersaksi di hari kiamata berlepas tangan dari perbuatan orang-orang musyrik, bahkan tidak ada alasan bagi mereka untuk berlindung.
Ayat ke 87-88

وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (87) الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ (88)

Artinya:
Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah. Pada hari itu hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (16: 87)

Orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Kami tambah-tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (16: 88)

Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya, dua ayat ini menyinggung nasib akhir orang-orang musyrik di Hari Kiamat. Dikatakannya, lepas tangan berhala-berhala dari perilaku orang-orang musyrik membuat mereka tidak mempunyai solusi lain, kecuali harus mengakui perbuatan mereka. Orang-orang musyrik saat itu, sama sekali tidak menemukan tempat berlindung untuk menghindari azab ilahi.

Penjelasan tadi mengenai nasib orang-orang musyrik biasa. Adapun mereka yang mengajak masyarakat ke jalan kekufuran dan kesyirikan akan mendapat azab yang lebih besar dari orang-orang musyrik biasa. Sebab, selain diri mereka musyrik, juga menjadi penyebab kemusyrikan orang lain. Tentunya, perbuatan mereka akan mendapat azab dua kali lipat.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Mereka yang tak patuh terhadap perintah-perintah Allah Swt, akan tunduk di Hari Kiamat. Namun ketundukan mereka pada hari akhir tidaklah berguna.
2. Kekufuran dan kemusyrikan adalah penyebab kerusakan masyarakat. Para perusak di dunia bukan hanya orang-orang yang membuat kerusuhan dan menimbulkan instabilitas sosial, tapi juga termasuk orang-orang yang merusak pemikiran dan keyakinan seseorang, yakni penyebab kesesatan masyarakat. Menurut al-Quran, mereka tergolong orang-orang perusak di muka bumi atau mufsidin fil ardh.

Ayat ke 89

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (89)

Artinya:
Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (16: 89)

Ayat tersebut menjelaskan dua poin penting. Pertama, kesaksian Rasulullah Saw di antara para saksi di Hari Kiamat menunjukkan posisi Rasulullah Saw di tengah para nabi dan para wali Allah Swt. Para nabi dan wali dengan izin Allah Swt menjadi saksi. Kedua, keagungan al-Quran dan peran besar kitab suci ini dalam


Description: Surat Yang Menceritakan Tentang Kitab Taurat Rating: 5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Surat Yang Menceritakan Tentang Kitab Taurat

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More