Surat Menceritakan Tentang Kitab Taurat
Dan sesungguhnya Kami telah
mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya
(berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada ’Isa putera Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. (Al
Baqarah)
Dan orang-orang Yahudi
berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan
orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu
pegangan,” padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. (Al Baqarah)
Bahkan untuk Taurat,
Al-Qur’an malah menyatakannya secara lebih terang-terangan, bahwa Taurat
tersebut diturunkan Allah benar-benar berbentuk ‘lembaran-lembaran kepingan
dari batu atau kayu’ disebut dengan ‘luh’
Dan telah Kami tuliskan untuk
Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi
segala sesuatu;
Al-Qur’an mewajibkan pemeluk
Islam mengimani Taurat, Injil dan Al-Qur’an sendiri, dalam beberapa ayat, Allah
mensejajarkan ketiganya secara setara. Al-Qur’an ternyata membenarkan apa yang
ada dalam Injil dan Taurat, bahkan janji-janji Allah tercantum dalam ketiganya.
Kitab Injil
Satu lagi ayat indah
dalam Al-Quran yang membuktikan bahwa Injil adalah benar firman Allah.
Kesimpulan: Injil wajib diperhatikan oleh, bukan orang Kristen saja, tetapi
juga umat Muslim.Dalam Injil Ada KebenaranBila dalam Injil tidak ada kebenaran,
jelas Al-Quran tidak akan memerintahkan agar pengikut Injil memutuskan perkara
menurut apa yang terdapat dalam Injil.Dalam Injil ada pedoman kebenaran. Akibatnya Al-Quran memerintahkan agar
Muhammad bertanya kepada pembaca Injil atas wahyu yang diterimanya. “Maka jika
kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan
kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum
kamu...” (Qs 10:94)
Injil Pedoman
KepercayaanAl-Quran berkata, siapa yang tidak memutuskan perkara menurut firman
Allah yang terdapat dalam Injil, mereka adalah orang-orang fasik (Qs 5:47).
Al-Quran juga memerintahkan Muhammad untuk memastikan wahyu yang diterimanya
kepada orang yang membaca Injil (Qs 10:94).
Kedua ayat di atas
secara langsung telah menjelaskan bahwa isi Injil wajib untuk dikuasai oleh
setiap umat beragama, termasuk umat Muslim dan Kristen. Tujuannya, agar mereka
tidak termasuk bagian dari orang fasik.
Mengungkap Kebenaran
InjilInjil adalah 'kabar baik'. Injil
yang dibawa Isa Al-Masih adalah berita kasih Allah. Berita ini dikhususkan untuk manusia yang
telah berdosa dan terpisah dari Allah. Allah adalah Allah yang adil. Setiap orang yang berdosa harus dihukum,
sebab upah dosa adalah maut.
Tetapi Allah yang adil
itu juga Maha Kasih. Dia tidak ingin manusia ciptaan-Nya mati binasa akibat
dosa yang mereka derita. Untuk itulah, Allah mengutus Firman-Nya dalam diri Isa
Al-Masih ke dunia. Sebagai tebusan
Allah, orang yang percaya kepada Isa Al-Masih tidak binasa.
“Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan {qluetip
title=[Anak-Nya]}Kata kiasan untuk Kalimat Allah, Isa Al-Masih{/qluetip}yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Kalimat/Firman Allah,
yaitu Isa Al-Masih, datang ke dunia untuk memerdekakan setiap orang yang hidup
dalam kegelapan dan ikatan belenggu dosa. “. . . kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Injil, Rasul Besar
Yohanes 8:32).
Demikianlah Al-Quran memberi
penilaian terhadap Injil. Dalam Injil ada petunjuk, bukan hanya dapat digunakan
untuk memutuskan sebuah perkara, tetapi juga untuk memastikan wahyu yang
diterima oleh Muhammad.
"Katakan (hai
orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" (Surah-Al Baqarah 2:136)
Seorang muslim wajib mengimani bahwa taurat dan injil
telah dihapus dengan Al Qur’anul Karim. Perlu diketahui bahwa Taurat dan injil
telah mengalami penyelewengan, penggantian, penambahan dan pengurangan
sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim. Di antaranya kita
dapat melihat pada ayat,
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ
قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا
ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ
تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ
“(Tetapi) karena mereka
melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras
membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan
mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan
dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka
kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat).” (QS. Al Maidah: 13)
فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
“Maka kecelakaan yang besarlah
bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan
yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 79)
وَإِنَّ مِنْهُمْ
لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ
وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar
lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian
dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang
dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka
berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. ” (QS. Ali Imron: 78)
Oleh karena itu, setiap
ajaran yang benar yang ada dalam kitab-kitab sebelum Al Qur’an, ajaran Islam
sudah menghapusnya (menaskh-nya). Selain ajaran yang benar tersebut berarti
telah mengalami penyelewengan dan penggantian. Ada riwayat yang shahih yang
menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah ketika Umar
bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu melihat-lihat lembaran taurat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفِي شَكٍّ
أَنْتَ يَا بْنَ الخَطَّابِ؟ أَلَمْ آتِ بِهَا بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ؟! لَوْ كَانَ
أَخِيْ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسَعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي رواه أحمد والدارمي
وغيرهما.
“Apakah dalam hatimu ada
keraguan, wahai Ibnul Khottob? Apakah dalam taurat (kitab Nabi Musa, pen)
terdapat ajaran yang masih putih bersih?! (Ketahuilah), seandainya saudaraku
Musa hidup, beliau tetap harus mengikuti (ajaran)ku.” (HR. Ahmad 3: 387, Ad
Darimi dalam Al Muqoddimah, 1:115-116, Al Bazzar dalam Kasyful Astar 1: 78-79
no. 124, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah 1: 27 no. 50, Ibnu ‘Abdil Barr dalam
Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, Bab Menelaah Kitab Ahli Kitab dan Riwayat dari
Mereka 1: 24)
Kitab Zabur
Kitab Mazmur/Zabur dan Daud
telah banyak disebut-sebut oleh Muhammad baik dalam Quran maupun terlebih dalam
Hadist. Muhammad tampaknya amat familiar terhadap Daud dan kitabnya Zabur.
Namun Mazmur adalah kitab puji-pujian puitis kepada sang ilahi, yang berbeda
samasekali dengan Taurat. Apakah Muhammad (dan Muslim kebanyakan) sungguh paham
tentang wahyu Zabur, tentang isi dan pesan Tuhan kepada Daud dan kaumnya
Israel 2000-an tahun sebelum Muhammad? Tahukah mereka bahwa kitab Mazmur justru
utamanya berisikan renungan, puji-pujian dan pengagungan kepada Tuhan? Tahukah
Muslim bahwa Mazmur itu paling panjang diantara semua kitab-kitab dalam
Alkitab?
Dalam banyak
perbincangan dengan teman-teman Muslim tentang Zabur, kita harus berkata jujur
bahwa raktis tak ada Muslim yang tahu apa isi Zabur sejatinya! Walau Zabur itu
termasuk bagian dari wahyu Allah Islam, namun tampaknya tak ada Muslim yang mau
ambil pusing tentang keberadaan dan isinya yang sesungguhnya sangat kaya itu.
Yaitu dengan 150 pasal dan 2248 ayat, atau lebih dari 1/3 jumlah
ayat-ayat dalam Quran! Sedikitnya, tahukah Muhammad dan Muslim apa pesan Kitab
Mazmur yang paling esensial dan universal?
MISTERI ZABUR DAUD
DALAM MISTERI AL-QURAN
Segera timbul masalah
yang membingungkan Muslim: APA ITU ZABUR?
Kita ulangi lagi Catatan Kaki [973] dari Depag untuk ayat 21:105:
[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah kitab Taurat.
Muhammad hanya “membenarkan” Zabur, tapi itu dilemparkan dalam ruang kosong. Apa yang dibenarkan tidak di spesifikasikan demi otentisitas dari pembenarannya . Apa keseluruhan 2248 ayat yang dibenarkan –atau paling sedikitnya– apa yang khususnya dibenarkan dalam Zabur untuk diimani Muslim? Syariat apa, hikmat, pesan dan ajaran apa persisnya? Dan ini berakhir dengan perbenturan dalam QS.3:184, antara istilah “lembaran Zabur yang nyata” dengan “Kitab penjelasan sempurna” (lihat catatan kaki Depag) yang semakin mengacaukan pengertian Zabur dengan Alkitab,
Kita ulangi lagi Catatan Kaki [973] dari Depag untuk ayat 21:105:
[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah kitab Taurat.
Muhammad hanya “membenarkan” Zabur, tapi itu dilemparkan dalam ruang kosong. Apa yang dibenarkan tidak di spesifikasikan demi otentisitas dari pembenarannya . Apa keseluruhan 2248 ayat yang dibenarkan –atau paling sedikitnya– apa yang khususnya dibenarkan dalam Zabur untuk diimani Muslim? Syariat apa, hikmat, pesan dan ajaran apa persisnya? Dan ini berakhir dengan perbenturan dalam QS.3:184, antara istilah “lembaran Zabur yang nyata” dengan “Kitab penjelasan sempurna” (lihat catatan kaki Depag) yang semakin mengacaukan pengertian Zabur dengan Alkitab,
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul
sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat
yang nyata, Zabur[256] dan kitab yang memberi
penjelasan yang sempurna”[257].
|
[256]. Zabur ialah lembaran-lembaran yang
berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
[257]. Yakni:
kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syari’at
seperti Taurat, Injil dan Zabur.
|
|
Misteri berlanjut
dengan keanehan luar biasa disini, bahwa tidak ditemukan sama
sekali di dalam Al-Qur’an dimana Zabur disebutkan secara bersamaan dengan
Taurat dan Injil! Ketiga kitab Israel ini tak pernah disebutkan dalam ayat atau
surat yang sama! Untuk menemukan ketiganya disebutkan bersama anda harus
mencarinya di Hadist. Tidakkah itu merisaukan, dilihat dari sudut kesatuan dan
kesempurnaan Firman Allah?
Pertanyaan untuk setiap
kita: kenapa Allah dari mulutNya tidak pernah menyebutkan ZABUR
bersamaan/serangkaian dengan Taurat dan Injil? Melainkan hanya dari mulut
Muhammad saja? Bukankah mulut Allah (lewat wahyu Quran) yang seharusnya
menyaksikankesatuan dari ketiga Kitab Suci orang Israel
dalam satu rangkai? Kalau begitu, bagaimana posisi sebenarnya dari
Kitab Zabur dalam Lauh Mahfudz disisi Allah (bukan disisi Muhammad)?
Soal posisi di Lauh
Mahfudz, Quran menjawab misteri ini secara lebih misterius lagi!
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh” (QS.21:105).
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh” (QS.21:105).
Perhatikan bahwa disini
ada semacam urutan kronologi yang Allah tulis sendiri dalam
Kitab-kitabNya: “telah Kami tulis didalam Zabursesudah (Kami
tulis dalam) Lauh Mahfuzh”. Padahal Lauh Mahfuzh adalah tempat
alam-baka dimana Allah menempatkan semua FirmanNya yang qadim dari
kekal kekekal, tanpa adanya titik awal dan titik urutan.Dengan perkataan
lain, dalam dimensi kekekalan di Sorga – bukan dibumi– tak akan ada titik
keberadaan Kitab yang satu mendahului yang lainnya.
APA ISI ZABUR ISLAM?
Dibandingkan dengan
Kitab Mazmur Daud diabad ke-10 SM, ayat-ayat Zabur-Islam yang
“diturunkan-ulang” kepada Muhammad diabad ke-7 menyodorkan total
ketidak-serasian yang satu terhadap lainnya. Kita menyaksikan berikut
ini sedikitnya 6 segi pokok dimana Zabur Islam telah mendongengkan wahyu Allah
tanpa konteks, tanpa urutan, distortif, antagonis, dan tanpa tujuan keilahian.
Pertama, berisikan
dongeng-dongeng
Kita kutibkan beberapa saja dongeng tentang burung-burung dan gunung-gunung yang bertasbih berulang-ulang bersama Daud. Allah melunakkan besi untuk Daud. Jin-jin bekerja dibawah Sulaiman. Daud dan anaknya (Sulaiman) saling rebut memutuskan perkara kambing yang merusak taman dll (Surat 34:10-12, dan 21: 79-80), sbb:
Kita kutibkan beberapa saja dongeng tentang burung-burung dan gunung-gunung yang bertasbih berulang-ulang bersama Daud. Allah melunakkan besi untuk Daud. Jin-jin bekerja dibawah Sulaiman. Daud dan anaknya (Sulaiman) saling rebut memutuskan perkara kambing yang merusak taman dll (Surat 34:10-12, dan 21: 79-80), sbb:
34:10. Dan sesungguhnya
telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami
berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud“, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
- (yaitu) buatlah baju besi yang
besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan
yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
- Dan Kami (tundukkan) angin
bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan
perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan
sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya.
Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di
bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di
antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang
apinya menyala-nyala. 21:78.
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya
memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak
oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami
menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
79. maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang
hukum (yang lebih tepat)[966]; dan kepada masing-masing
mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan
gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud.
Dan kamilah yang melakukannya.
|
[966]. Menurut riwayat Ibnu Abbas terdapat keputusan Daud yang
berbeda dg Sulaiman tentang hukuman bagi pemilik sekelompok kambing yang
telah merusak tanaman orang di waktu malam.. Putusan Nabi Sulaiman a.s. ini
adalah keputusan yang tepat.
|
- Dan telah Kami ajarkan
kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Demikianlah Allah antara
lain telah melunakkan besi bagi Daud dan Allah mengajarnya untuk membuat
anyaman baju besi agar terjaga dalam peperangan.
Kedua, Allah memberi
Daud karunia melunakkan besi untuk berperang?
Untuk menganyam baju besi, dan dipakai dalam medan perang? Justru terbalik! Bandingkan dengan kisah asli Daud yang berlaga dengan Goliat (Jalut) sengaja dengan menyingkirkan semua pakaian dan alat-alat besi (1Samuel ps.17). Baju besi, topi tembaga dan pedang yang ditawarkan raja Saul kepadanya itu justru ditolak oleh Daud karena badannya asing bagi benda-benda logam tersebut. (17:38, 39). Daud maju berperang tanpa baju perang melainkan hanya membawa tongkat, umban dan 5 batu!
Untuk menganyam baju besi, dan dipakai dalam medan perang? Justru terbalik! Bandingkan dengan kisah asli Daud yang berlaga dengan Goliat (Jalut) sengaja dengan menyingkirkan semua pakaian dan alat-alat besi (1Samuel ps.17). Baju besi, topi tembaga dan pedang yang ditawarkan raja Saul kepadanya itu justru ditolak oleh Daud karena badannya asing bagi benda-benda logam tersebut. (17:38, 39). Daud maju berperang tanpa baju perang melainkan hanya membawa tongkat, umban dan 5 batu!
Sambil maju, Daud
berkata kepada musuhnya orang Filistin itu:
“Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam”(ayat 45).
“Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam”(ayat 45).
Alangkah bisa
terbaliknya wahyu Mazmur Daud menjadi Zabur Islam?
Ketiga, tidak ada
puji-pujian tertinggi, lagu dan tarian,
Puji-pujian sebagaimana yang sejatinya, seaslinya Mazmur Daud maksudkan, itulah inti wahyu Tuhan kepada Daud, agar segala yang bernafas memuji YAHWEH:
Puji-pujian sebagaimana yang sejatinya, seaslinya Mazmur Daud maksudkan, itulah inti wahyu Tuhan kepada Daud, agar segala yang bernafas memuji YAHWEH:
“Angkatlah lagu,
bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus.
Tiuplah sangkakala
pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.
Sebab hal itu adalah
suatu ketetapan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub”.
“Pujilah Dia dengan
tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Pujilah Dia dengan
rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan
seruling! Pujilah Dia
dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap
yang berdentang! Biarlah
segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
(Mazmur 81:3-5; 150:3-6)
Sebaliknya Zabur Islam ditampilkan tanpa tema dan manfaat,
kecuali tanpa nyanyian puji-pujian, lagu, alat musik, tari-tarian, yang memang
dilarang keras oleh Muhammad (HR Bukhari, Ibn Majah no.4020) dengan berkata:
“Sekelompok dari umatku
benar-benar akan minum khamr, dan mereka akan menamakan khamr dengan nama lain.
Diatas kepala mereka akan di mainkan alat-alat music dan penyanyi2 wanita.
Allah akan membenamkan mereka kedalam bumi/tanah, dan menjadikan lainnya
menjadi kera-kera dan babi-babi.”
ayat ke 85-86
وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ
عَنْهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (85) وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا
شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُوا
مِنْ دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ (86)
Artinya:
Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka
tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak puIa mereka diberi tangguh.
(16: 85)
Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah)
melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah
sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu
sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu
benar-benar orang-orang yang dusta". (16: 86)
Ayat tersebut menjelaskan kondisi orang-orang musyrik dan
zalim di Hari Kiamat. Tidak ada keringanan azab bagi mereka. Disebutkan, segala
alasan untuk kemusyrikan dan kekafiran mereka sama sekali tidak dapat diterima.
Bahkan, berhala-berhala yang menyebabkan orang-orang musyrik terjebak dalam
kesyirikan, di hari kiamat menyatakan lepas tangan dari mereka. Berhala-berhala
tersebut kepada mereka mengatakan, “Kalian berbohong menyebut kami sebagai
alasan penyebab kesyirikan. Tetapi sikap keras kepala dan hawa nafsu kalianlah
yang menyebabkan berpaling dari ajaran Rasulullah saaw dan mengikuti kami. Pada
dasarnya, kalian menyembah hawa nafsu kalian bukan menyembah kami.”
Berdasarkan riwayat, kondisi-kondisi di hari kiamat
beraneka ragam. Ada yang mulutnya ditutup dan seluruh anggota tubuhnya bersaksi
terhadap perbuatannya selama di dunia. Ada kondisi yang mempersilahkan
seseorang untuk berbicara, namun segala upayanya untuk memohon ampunan, tidak
dapat diterima. Ada yang menyalahkan setan dan menudingnya sebagai penyebab
melakukan perbuatan dosa. Namun setan berkata, “Saya tidak memaksa kalian untuk
berbuat dosa. Saya hanya sekedar membuat kalian was-was.”
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat
dipetik:
1. Kezaliman dan kekufuran manusia adalah penyebab azab
Ilahi. Allah Swt tidak mengazab seseorang tanpa alasan.
2. Berhala-berhala bersaksi di hari kiamata berlepas tangan
dari perbuatan orang-orang musyrik, bahkan tidak ada alasan bagi mereka untuk
berlindung.
Ayat ke 87-88
وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ وَضَلَّ
عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (87) الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ
اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ (88)
Artinya:
Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah. Pada hari
itu hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (16: 87)
Orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan
Allah. Kami tambah-tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan
mereka selalu berbuat kerusakan. (16: 88)
Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya, dua ayat ini menyinggung
nasib akhir orang-orang musyrik di Hari Kiamat. Dikatakannya, lepas tangan
berhala-berhala dari perilaku orang-orang musyrik membuat mereka tidak
mempunyai solusi lain, kecuali harus mengakui perbuatan mereka. Orang-orang
musyrik saat itu, sama sekali tidak menemukan tempat berlindung untuk
menghindari azab ilahi.
Penjelasan tadi mengenai nasib orang-orang musyrik biasa.
Adapun mereka yang mengajak masyarakat ke jalan kekufuran dan kesyirikan akan
mendapat azab yang lebih besar dari orang-orang musyrik biasa. Sebab, selain
diri mereka musyrik, juga menjadi penyebab kemusyrikan orang lain. Tentunya,
perbuatan mereka akan mendapat azab dua kali lipat.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat
dipetik:
1. Mereka yang tak patuh terhadap perintah-perintah Allah
Swt, akan tunduk di Hari Kiamat. Namun ketundukan mereka pada hari akhir
tidaklah berguna.
2. Kekufuran dan kemusyrikan adalah penyebab kerusakan masyarakat.
Para perusak di dunia bukan hanya orang-orang yang membuat kerusuhan dan
menimbulkan instabilitas sosial, tapi juga termasuk orang-orang yang merusak
pemikiran dan keyakinan seseorang, yakni penyebab kesesatan masyarakat. Menurut
al-Quran, mereka tergolong orang-orang perusak di muka bumi atau mufsidin fil ardh.
Ayat ke 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ
مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى
لِلْمُسْلِمِينَ (89)
Artinya:
Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu
Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (16: 89)
Ayat tersebut menjelaskan dua poin penting. Pertama,
kesaksian Rasulullah Saw di antara para saksi di Hari Kiamat menunjukkan posisi
Rasulullah Saw di tengah para nabi dan para wali Allah Swt. Para nabi dan wali
dengan izin Allah Swt menjadi saksi. Kedua, keagungan al-Quran dan peran besar
kitab suci ini dalam
0 komentar:
Posting Komentar